Thursday, December 25, 2008

Contoh proposal skripsi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah
Perencanaan dan pengendalian produksi adalah salah satu fungsi dari suatu organisasi yang bertujuan untuk mendayagunakan sumber-sumber daya produksi yang bersifat terbatas secara efektif dan efisien. Demikian juga perencanaan dalam perusahaan mengandung aspek strategi untuk merencanakan apa, bagaimana, kapan dan berapa banyak produk harus diproduksi agar kelangsungan hidup perusahaan dapat dipertahankan.
Salah satu penyebab timbulnya permasalahan di dalam suatu produksi adalah pada system pengendalian persediaan bahan baku yang kurang tepat. Oleh karena itu perencanaan dan pengendalian bahan baku yang tepat akan menurunkan biaya produksi yang tinggi dan terpenuhinya permintaan akan produk yang dihasilkan dengan tepat waktu. Di samping itu keuntungan perusahaan akan semakin meningkat.
PT. X sebagai salah satu produsen semen terkemuka di Indonesia berusaha untuk memenuhi kebutuhan semen sesuai dengan kapasitas yang ada. Pada proses pembuatan semen di PT. X terjadi biaya produksi yang tinggi. Hal ini disebabkan karena kurang tepatnya pengendalian bahan baku sehingga menyebabkan biaya penyimpanan yang tinggi. Untuk menghindari hal tersebut maka perlu adanya perencanaan dan pengendalian bahan baku yang baik, sehingga PT. X dapat memenuhi permintaan semen yang cenderung meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan keuntungan PT. X.

1.2.Perumusan Masalah
Masalah yang dihadapi PT. X adalah biaya produksi yang tinggi dalam proses pembuatan semen. Hal ini diakibatkan oleh karena pengendalian persediaan bahan baku yang kurang tepat. Karena itu persolan yang harus dipecahkan adalah :
a.Bagaimana perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku di PT. X dengan metode MRP (Material Requirement Planning).
b.Bagaimana cara mengurangi biaya produksi yang tinggi.


1.3.Batasan Masalah
Untuk membatasi ruang lingkup pembahasan, agar pembahasan ini tidak melebar dan terarah, maka ada beberapa pembatasan masalah yang dipakai, yaitu:
a.Msalah yang akan diuraikan hanya mengenai sistem MRP (Material Requirement Planning).
b.Perhitungan bahan baku hanya pada proses basah.
c.Dalam proses pengiriman bahan baku dianggap tidak ada permasalahan.
d.Kondisi fasilitas-fasilitas produksi seperti mesin, tenaga kerja, dan energi siap selama proses analisa.
e.Struktur produk tetap dan akurat serta dianggap tidak perubahan komposisi selama periode analisa.

1.4.Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan proposal skripsi ini adalah :
a.Merencanakan dan mengendalikan kebutuhan bahan baku semen.
b.Mengurangi biaya produksi dengan penerapan metode MRP (Material Requirement Planning).

1.5.Manfaat Penulisan
Manfaat yang diharapkan dari penulisan proposal skripsi ini adalah memberikan pengetahuan tentang bagaiman cara menurunkan biaya produksi yang tinggi dengan cara perencanaan dan pengendalian bahan baku dengan metode MRP (Material Requirement Planning).

1.6.Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan proposal skripsi ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Menyangkut studi literatur yang digunakan untuk menganalisis hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan yang diambil.


BAB III METODOLOGI PENULISAN
Berisi tentang metode pengerjaan, diagram alir serta sistematika penulisan.
BAB IV PROSES PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN
Berisi tentang perencanaan dan perhitungan pada proses penelitian.
BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran dari perencanaan yang telah dilakukan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Material Requirement Planning (MRP)
2.1.1. Maksud dan Tujuan Material Requirement Planning (MRP)
Material Requirement Planning (MRP) adalah metode perencanaan kelebihan bahan baku dengan memanfaatkan informasi tentang ketergantungan pada permintaan untuk memanajemeni persediaan dan pengendalian ukuran lot produksi dari berbagai komponen yang diperlukan untuk membuat suatu produk. Konsep MRP menyiapkan jadwal pemesanan agar bahan baku dating tepat waktunya, sehingga proses produksi dapat berjalan sesuai dengan jadwalnya. MRP dapat menjawab pertanyaan kapan, berapa dan apa (When, How much and What) suatu material yang dibutuhkan secara tepat denagn pengeluaran biaya seminimal mungkin.
MRP disusun denagn maksud untuk merancang suatu merancang suatu sistem yang mampu menghasilkan informasi untuk mendukung tindakan yang tepat, baik berupa pembatalan informasi untuk mendukung tindakan yang tepat, baik berupa pembatalan atau penjadwalan ulang, biasanya merupakan keputusan baru ataupun perbaikan atas keputusan yang lalu dengan memperhatikan kapasitas yang ada.
Adapun tujuan utama dari Material Requirement Planning (MRP), yaitu :
1.Menjamin tersedianya bahan – bahan, komponen, material dan produk untuk produksi yang direncanakan dan dikirim pada konsumen.
2.Menjaga jumlah persediaan yang mungkin pada tingkat yang paling rendah.
3.Merencanakan kegiatan-kegiatan produksi, jadwal-jadwal pengiriman dan kegiatan pembelian.
Dengan demikian tujuan tersebut, maka diharapkan MRP dapat :
Menurunkan biaya produksi
Memenuhi permintaan akan produk jadi
Meningkatkan keuntungan perusahaan



2.1.2. Syarat–syarat pendahuluan dan asumsi-asumsi MRP
Dalam penerapan MRP diperlukan syarat-syarat pendahuluan dan asumsi-asumsi dasar.
Syarat-syarat pendahuluan MRP adalah :
1.Adanya Master Production Schedule atau Jadwal Induk Produksi
2.Barang persediaan mempunyai identifikasi khusus
3.Adanya Bill Of Material pada saat perencanaan
4.Adanya catatan persediaan untuk semua item
Asumsi-asumsi dasar MRP adalah :
1.Adanya data file yang terintegrasi dengan melibatkan data status persediaan dan data strukutr produk
2.Lead time untuk semua item diketahui
3.Semua item persediaan selalu dalam batas persediaan
4.Semua material dapat disediakan pada saat perencanaan
5.Proses pembuatan suatu item tidak tergantung pada proses pembuatan item yang lainnya

2.1.3. Input-input Material Requirement Planning (MRP)
Ada tiga input utama dalam MRP, yaitu jadwal induk produksi (Master Production Schedule), catatan status persediaan (Inventory Status File) dan struktur produk (Bill Of Material).

2.1.3.1. Master Production Schedule (MPS)
Master Production Schedule merupakan tulang punggung (backbone) dari system MRP. MPS merupakan rencana tertulis yang memperhatikan produk apa yang hendak diproduksi, kapan dan berapa jumlah masing-masing yang akan dibuat.
Ada dua cara dalam mendapatkan MPS (Jadwal induk Produksi), yaiut dari pesanan konsumen (customer order) dan peramalan penjualan.

2.1.3.2. Inventory Status File
Inventory Status (keadaan persediaan) juga harus berisi tentang cacatan keadaan persediaan yang menggambarkan status semua item yang ada dalam persediaan. Setiap item persediaan harus didefinisikan untuk menjaga kekeliruan perencanaan. Pencatatan-pencatatan itu harus dijaga agar tidak ketingglan (up to date), dengan selalu mengadakan pencatatan transaksi-transaksi yang terjadi, seperti : peneriamaan-pengeluaran, produk gagal, dan lain-lain sebagainya.
Inventory status juga harus berisi data tentag lead time, taktik ukuran lot, persediaan cadangan dan catatan-catatan penting lainnya dari semua item.

2.1.3.3. Bill Of Material (BOM)
Bill Of Material (struktur produk) berisi informasi tentang hubungan antara komponen-komponen dalam suatu perakitan. Informasi ini sangat penting dalam penentuan kebutuhan kotor dan kebutuhan bersih. Lebih jauh lagi, BOM memberikan informasi tentang ukuran item, jenis bahan dan berapa banyak yang diperlukan untuk tiap komponen.
Guna menggambarkan urutan kerja yang lebih jelas, maka struktur produk ditulis kembali dalam pohon struktur produk. Setiap daftar material ditandai dengan kode menurut urutannya dimulai dari produk akhir.
Output dari MRP dapat disebut sebagai suatu aksi yang merupakn tindakan atas pengendalian persediaan. Rencana pemesanan merupakan output dari MRP yang dibuat atas dasar waktu ancang-ancang (Lead-Time) dari setiap produk jadi. Lead time untuk item yang dibuat di prabik sendiri merupakan periode antara perintah produksi sampai dengan selesai diproses.
Secara umum output dari MRP adalah :
1.Memberikan catatan tentang pesanan penjadwalan yang haru sdilakukan atau direncanakan baik dari pabrik sendiri maupun supplier.
2.Memberikan indikasi untuk penjadwalan ulang.
3.Memberikan indikasi untuk pembatalan atas pesanan.
4.Memberikan indikasi untuk keadaan persediaan.

2.1.4. Proses Perhitungan MRP
Pada proses ini dilakukan untuk perhitungan untuk setiap komponen pada setiap periode waktu perencanaan.
1.Gross Requirement (Kebutuhan Kotor)
Gross Requirement adalah kebutuhan kotor pada masing-masing periode waktu. Untuk produk akhir (independent demand), jumlah Gross Requirement diperoleh dari Master Production Schedule, sedangkan untuk komponen-komponen penyusun (dependent demand), jumlah Gross Requirement ditentukan dari Planned Order Release item induk atau item yang memiliki item di atasnya dikalikan dengan kelipatan tertentu sesuai dengan kebutuhan.
2.On Hand (Persediaan di tangan)
Menyatakan jumlah inventory yang tersedia pada periode tertentu. Nilai On Hand pada awal periode diinputkan sesuai denagn jumlah persediaan saat itu. Nilai On Hand pada periode berikutnya ditetapkan dengan rumus sebagai berikut : (Arman Hakim Nasution,1996:118)
OHt = (OHt-1 + PORt-1 – GRt-1)
Dimana :
OHt = Persediaan awal paa perode t
OHt-1 = Persediaan awal pada periode t-1
PORt-1 = Rencana penerimaan pada periode t-1
GRt-1 = Kebutuhan kotor pada periode t-1
Untuk hasul perhitungan negatif pada OHt, OHt maka = 0
3.Net Requirement (Kebutuhan Bersih)
Merupakan jumlah kebutuhan sebenarnya yang dibutuhkan pada masing-masing periode waktu untuk memenuhi kebutuhan item. Rumus yang digunakan adalah: (Arman Hakim Nasution,1996:118)
NRt = (GRt - OHt)
Dimana :
NRt = Net Requirement pada periode t
GRt = Gross Requirement pada periode t
OHt = On Hand pada periode t
Jika hasil perhitungan negatif, maka NRt = 0
4.Planned Order Receipts (Rencana Penerimaan)
Merupakan jumlah dari pemesanan yang direncanakan yang telah ditetapkan. Planned Order Receipts pada periode ini akan ada dengan sendirinya jika terdapat net requirement suatu komponen pada periode tersebut (NRt tidak bernilai nol).


5.Planned Order Release (Rencana Pemesanan)
Menunjukkan kapan sejumlah order tertentu harus dilakukan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan komponen induknya disesuaikan dengan lead time masing-masing. Planned Order Release setiap komponen pada level tertentu akan menentukan Gross Requirement material level di bawahnya. Nilai dari Planned Order Release sama dengan Planned Order Receipts Lead Times.

2.2. Metode Peramalan
2.2.1. Pengertian dan Kegunaan Peramalan
Pada dasarnya peramalan merupakan dugaan mengenai terjadinya suatu peristiwa di masa yang akan dating, atau biasa diartikan penggunaan statistik dalam membentuk gambaran masa depan berdasarkan pengolahan angka-angka historis. Peramalan tergantung terhadap data-data historis yang cukup agar dapat diuraikan secara statistik. Sedangkan ramalan penjualan adalah suatu perkiraan tingkat permintaan dari suatu produk atau beberapa produk untuk beberapa periode waktu di masa yang kan dating. Ramalan penjualan memberikan informasi tentang perkembangan permintaan suatu produk yang dihasilkan suatu perusahaan di masa yang kana tang.
Kebutuhan akan peramalan akan semakin meningkat sejalan dengan usaha manajemen untuk mengurangi permintaan yang tidak pasti. Perkembanagn apsar suatu produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan menuntut suatu analisa untuk kepentingan perencanaan dan pengendalian produksi. Analisa perkembangan pasar suatu produk diwujudkan dalam bentuk peramalan penjualan.
Adapun kebutuhan dan kegunaan peramlan penjualan sebagai suatu bahan informasi yang penting dalam suatu perusahaan adalah sebagai berikut:
Sebagai pedoman dalam melakukan aktivvitas pengendalian perediaan sehingga persediaan bahan baku atau produk yang dimiliki oleh suatu perusahaan tidaklah terlalu besar yang kan mengakibatkan membesarnya biaya penyimpanan dan manghambat kegiatan produksi.
Membantu kegiatan perencanaan dan pengendalian persediaan. dengan peramalan permintaan perusahaan dapat menentukan tingkat persediaan suatu bahan atau produk secara optimal.
Membantu kegiatan perencanaan dan pengendalian persediaan. dengan peramalan permintaan perusahaan dapat menentukan tingkat persediaan suatu bahan atau produk secara optimal.
Sebagai pertimbangan dalam menentukan kebutuhan pengembanga perusahaan selanjutnya.

2.2.2. Beberapa Metode Peramalan
Ada beberapa cara dan kriteria untuk membandingkan dan memilih suatu metode peramalan. Salah satu alternatif dalam pemilihan metode peramalan adalah tingkat ketepatannya. Hasil peramalan suatu metode tertentu akan berbeda dengan metode peramalan lain, begitu juga tingkat kesalahannya (standar error). Dalam menentukan metode peramalan perlu dipandang mempergunakan dua atau lebih metode peramaln. Adapun metode peramalan bisa diklasifikasikan dalam 4 tipe dasar yaitu :
Qualitative, ialah suatu metode peramalan dengan memanfaatkan pendapatan atau pertimbangan seseorang (para ahli) sebagai dasar melakukan peramalan. Teknik ini biasanya dipakai jika data masa lalu atau data yang ada tidak cukup untuk meramalkan perkembangan yang akan datang. Metode ini banyak digunakan pada peramalan jangka panjang, produk baru dan pengembangan produk, strategi pasar, penetapan harga, dan perencanaan sarana fisik. Peramalan didasarkan pada analisis dan perbandingan pertumbuhan serta pengembangan produk serupa. Peramalan produk baru didasarkan pada kurva perintisan, pertumbuhan dan kejenuhan pasar.
Time Series Analysis, ialah metode peramaln dengan menggunakan data-data historis sebagai dasar peramalan. Metode ini digunakan untuk peramalan jangka pendek bagi operasi sepeti persediaan, penjadwlan, pengendalian, penetapan harga, dan penetapan waktu promosi khusus.
Causal Relationship, ialah metode peramalan menggunakan hubungan matematis natara faktor-faktor kausal (prediksi faktor-faktor dinamik, gangguan-gangguan seperti pemogokan, tindakan pesaing, kampanye promosi penjualan) dengan permintaan akan produk yang akan diramalkan. Metode ini dipakai untuk perecanaan jangka pendek hingga menengah (periode lebih pendek dari metode kualitatif tetapi lebih panjang dari time series) dari produk atau jasa yang ada, strategi pemasaran, perncanaan produksi dan sarana fisik.
Simulation, ialah peramalan dengan menggunakan komputer dengan mengasumsikan ke dalam variabel tetap dan varibel tidak tetap dari peramalan tersebut.

2.2.3. Pandangan Umum Metode Time Series
Pada metode peramalan time series, peramlan masa depan dilakukan berdasarkan nilai masa lalu dari suatu variabel. Metode ini bertujuan menemukan pola dalam deret data historis, kemudian mengekstrapolasi pola dalam deret data historis, dan akhirnya mengekstrapolasikan pla tersebut ke msa depan. Banyak orang selalu beranggapan bahwa masa lalu tidak dapat menerangkan masa depan dengan tepat karena segala sesuatunya berubah secara tidak konstan.
Metode time series dapat diterapkan bila terdapat 3 kondisi yaitu :
a.Tersedia informasi tentang masa lalu
b.Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik.
c.Dapat diasumsikan dalam beberapa aspek pola masa lalu akan terus berlanjut di masa yang kan datang

Langkah yang penting dalam memilih teknik dalam metode peramlan time series yaitu mempertimbangkan jenis pola datanya. Adapun pola data tersebut dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu :
1.Pola gerakan trend jangka panjang
Gerakan trend jangka panjang ini merupakan gerakan yang menunjukkan arah perkembangan secara umum (mempunyai kecenderungan untuk menaik dan menurun).


2.Gerakan / Variasi Siklis
Gerakan ini merupakan gerakan / variasi jangka panjang yang menunjukkan gerakan-gerakan naik turun secara siklis di sekitar garis trend. Gerakan sikklis tersebut menunjukkan jangka waktu terjadinya kemakmuran (prosperity), kemunduran (recession), depresi (depression), dan pemulihan (recovery).
3.Gerakan / Variasi Musiman (seasonal movement / variation)
Gerakan ini mempunyai pola yang tetap dari waktu ke waktu, misalnya menaikkan jumlah penjualan pohon natal menjelang hari natal, meningkatkan jumlah penjualan pakaian menjelang idul fitri, dan sebagainya.
4.Gerakan variasi yang tidak teratur (irregular or random movement)
Gerakan variasi ini disebabkan oleh adanya faktor kebetulan misalnya banjir, gempa bumi, peperangan, pemogokan buruh, dan sebagainya.
Ada bermacam-macam teknik metode time series, tetapi secara garis besar dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Model rata-rata kumulatif
Ramalan pada suatu periode didapat dari perhitungan rata-rata selama periode t.
Ft =
Model moving average
Ramalan pada suatu periode didapat dengan menghitung rata-rata selama t periode yang terakhir.
Ft =
Dimana :
Ft = Hasil ramalan
Xt = Data penjualan
Karateristik dari moving average :
a.Moving average tidak dapat menanggulangi dengan baik adanya trend atau musiman
b.Baik untuk data yang mempunyai pola konstan
c.Hanya menyangkut periode terakhir yang diketahui
Model Single Eksponensial Smoothing
Ramalan dihitung dengan memberikan bobot yang menurunsecara eksponensial dan data yang lebih baru diberi bobot yang lebih besar
Ft = α . Xt + (1- α) . Ft-1
Dimana :
t = Waktu / periode
α = parameter first smooting
Xt = Data pada periode t
Model Double Eksponensial Smooting
Ft = α . Xt + (1- α) . Ft-1
F’t = α . Xt + (1- α) . F’t -1
Ft + r = F’t
Dimana :
t = Periode / waktu
α = Parameter first smooting
r = Bentuk dalam waktu
Ft = Peramalan pada periode t
F’t = Trend untuk waktu t
Ft + r = Nilai pemulusan untuk periode t
Model Trend Linier
Y’ = a + b . x
Dimana :
Y’ = Nilai peramalan
a = Nilai trend pada periode dasar
b = Tingkat perkembangan yang diramal
x = Unit tahun yang dihitung dari periode dasar
Nol Bebas
Dalam metode ini penetuan letak nol pada skala x adalah bebas sehingga nilai skala x dapat sama dengan nol (∑x = 0) dan dapat juga jumlah nilai skala x tidak sama dengan nol (∑x ≠ 0).
∑Y = n . a + b . ∑x
∑YX = a . ∑X + ∑x2

Titik Tengah Sebagai Aturan Dasar
Dalam metode titik tengah ini, jumlah nilai dalam skala x harus sama dengan nol (∑x = 0) sehingga nilai a dan b dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
a =
b =
n = banyak data (tahun)

2.2.4. Ketepatan metode Peramalan
Dalam banyak situasi peramalan ketepatan dipandang sebagai kriteria penolakan untuk memilih suatu metode peramalan. Jika x(i) merupakan data akurat untuk periode I dan F(i) merupakan peramalan untuk periode yang sama maka kesalahan didefinisikan sebagai berikut :
Error :
e = Fi – xi
Jika terdapat nilai pengamatan dan ramalan untuk n periode waktu, maka akan terdapat n buah kesalahan dan ukuran statistik standard dapat didefinisikan sebagai berikut :
Mean Absolut Error (Nilai Tengah Kesalahan Absolut)
MAD =
Mean Square Error (Nilai Tengah kesalahn Kuadarat)
MSE =
Standar Deviation Error (Kesalahan Deviasi Standar)
SDE =

2.3. Proses Produksi
Proses produksi di PT. X menggunakan sistem proses basah. Adapun bahan baku yang dipergunakan dalam proses pembuatan semen ini terdiri dari : batu kapur (lime stone) 80%, tanah liat (clay) 15%, pasir silika 1-2%, pasir besi 1%, serta gypsum 4%.

2.3.1. Penyiapan Bahan Baku
Batu kapur (lime stone)
Penambangan batu kapur yang diambil dari deposit dengan melalui beberapa proses yaitu :
Pengeboran : adalah kegiatan membuat lubang-lubang peledakan
Peledakan : proses ini bertujuan untuk membongkar batu kapur dari keadaan alamiahnya sehingga mudah dalam proses pengambilannya
Tanah Liat (clay)
Tanah liat (clay) didapat dengan cara penambangan. Sebelum melakukan penggalian terlebih dahulu dilakukan tahap perintisan untuk membersihkan vegetasi yang ada. Selanjutnya setelah bersih, tanah liat dikeruk dan selanjutnya diangkut untuk proses penggilingan.
Pasir silika
Pasir silika sebagai bahan pembantu untuk mengoreksi komposisi kimia tanh liat, selain didapatkan dalam kandungan tanah liat juga diambil dari deposit yang ada. Karena pasir silika sudah berukuran halus sehingga tidak mengalami perlakuan awal sebelum masuk gudang.

2.3.2. Penggilingan Bahan Baku
Penggilingan bahan baku bertujuan untuk memperkecil ukuran material dan untuk membuat campuran bahan mentah ini bidsa lebih homogen. Alat yang digunakan untuk penggilingan tersebut digunakan alat yaitu tanur putar (tube mill). Batu kapur, pasir silika, pasir besi digiling dalam tube mill ditambahkan dengan air sehingga menjadi luluhan (slurry), kemudian disimpan dalam tangki. Slurry kemudian dicampur dengan luluhan tanah liat sambil diaduk di dalam tangki pencampur. Setelah tercampur merata campuran ini (umpan) siap untuk dibakar.
2.3.3. Pembakaran
Proses pembakaran dalah proses untuk mendapatkan atau menghasilkan clinker dari tepung bahan mentah. Secara umum, proses yang terjadi pada unit pembakaran disebut proses klinkerisasi. Proses klinkerisasi adalah proses perubahan secara fisika dan kimia dari tepung bahan mentah (raw meal) yang masuk ke dalam sistem pembakaran sampai menjadi terak (clinker) yang siap untuk dijadikan semen. Pembakaran semen terdiri dari pengumpan tanur, pemansan raw meal, pembakaran dan pendinginan klinker.
Umpan dibakar pada suhu 1350oC - 1400 oC di dalam tanur putar (rotary klin) sampai menghasilkan terak. Terak yang terbentuk keluar dari tanur putar masuk ke mesin pendingin (grate cooler) untuk pendinginan lebih lanjut. Pendinginan terak dilakukan oleh udara yang masuk ke cooler karena tiupan dari Fan. Setelah itu barulah disilo-silo tempat penyimpanan streak (clinker silos).

2.3.4. Penggilingan Terak
Penggilingan semen adalah proses yang bertujuan menggiling terak (clinker) dan gypsum dengan perbandingan tertentu menjadi semen portland. Bagian yang memproses penggilingan semen ini disebut finish mill. Penggilingan terak dan gypsum dilakukan dalam cement mill, terak digiling bersama-sama dengan gypsum dengan perbandingan 95-96% terak dan 4-5% gypsum. Kehalusan semen dinyatakan dengan luas permukaan (specific surface) yang lazim disebut ”blaine” dinyatakan dengan satuan cm2/gram. Makin besar nilai blaine berarti makin halus semennya. Meskipun gypsum dikategorikan sebagai bahan pembantu, tapi penambahannya mutlak dilakukan karena tanpa gypsum adalah bukan semen portland. Fungsi gypsum dalam semen adalah untuk mengendalikan waktu pengerasan/pengikatan semen, selain itu gypsum juga menambah kekuatan semen.

2.3.5. Pengantongan dan Pengangkutan
Semen dikelurkan dari silo-silo semen, kemudian dimaksudkan ke dalam kantong-kantong semen (zak) dan diangkut ke tempat pemasaran.


BAB III
METODOLOGI

3.1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi literatur. Studi literatur yang dilakukan untuk memperoleh teori dan data-data pendukung yang diperoleh dari berbagai sumber, antara lain:
Dari referensi buku-buku yang berasal dari perpustakaan pusat ataupun perpustakaan jurusan teknik mesin UNIBRAW Malang
Dari referensi ebook, jurnal, dan artikel-artikel dari internet

3.2. Data untuk Perhitungan
Bill Of Material
Jadwal Induk Produksi
Data Produksi / Permintaan Semen

3.3. Metode Perhitungan yang Dipakai
Material Requirement Planning (MRP)
Untuk mendapatkan hasil MRP digunakan perhitungan lot sizing. Untuk menentukan lot sizing ini dikenal beberapa teknik. Dalam penulisan proposal skripsi ini digunakan teknik Lot For Lot karena persediaan bahan baku tersedia dalam jumlah tidak terbatas, jumlah armada transportasi memenuhi berapapun kapasitas bahan baku.
Peramalan
Metode yang digunakan adalah Time Series Analysis, karena metode ini menggunakan data-data historis sebagai dasar peramalan. Metode ini untuk peramalan jangka pendek seperti persediaan, penjadwalan, dan pengendalian. Dalam Time Series Analysis ada beberapa model. Pada perhitungan digunakan model trend linier dan model moving average (sebagai perbandingan perhitungan).